Pendidikan Berbasis Lingkungan

Yayasan Pendidikan Taruna Jaya Surabaya, 07-01-2015


Mengapa harus environmental education? Secara umum, pendidikan berbasis lingkungan, bertumpu pada keyakinan bahwa manusia dapat hidup, ketika ia bersinergi dengan alam. Untuk itu, manusia harus bertindak adil terhadap satu sama lain, dan juga terhadap alam tempat ia tinggal dan berkembang biak. Keyakinan mendasar yang tertuang, bahwa dengan environmental education, maka setiap orang akan dapat membuat keputusan yang juga tidak hanya mempertimbangkan kesejahteraan bumi saja, tetapi juga pada nasib generasi mendatang. 

Pendidikan berbasis lingkungan (environmental education) bertujuan untuk meningkatkan efektifitas, serta mengajak warga agar mereka "melek lingkungan". Khusus di lingkungan SMP Taruna Jaya I Surabaya, kami juga menyasar "melek teknologi" sebagai satu bagian yang akan melengkapi tumbuh kembang pendidikan berbasis lingkungan. Hal ini diperlukan agar terjadi suatu kondisi saling mengisi dan menopang. Turut berpartisipasi dengan kreativitas dan tanggung jawab antara satu sama lain, guna mengembangkan suatu kondisi masyarakat yang berkelanjutan, adil, dan bernuansa positif. 

                                   Enveromental


Pada tahun 1976, lahir Belgrade Charter yang diadopsi dalam konferensi PBB untuk memberikan pernyataan tentang environmental education agar dapat diterima secara luas. Beberapa tahun kemudian, konferensi antar pemerintah pertama di dunia sehubungan dengan pendidikan berbasis lingkungan, turut mengadopsi Deklarasi Tbilisi (UNESCO, 1978). Deklarasi ini dibangun di atas Piagam Belgrade untuk meletakkan tiga tujuan umum bagi pendidikan lingkungan, sebagai berikut. 

  1. Menumbuhkan kesadaran dan perhatian terhadap bidang ekonomi, sosial, politik, dan ekologi di daerah perkotaan dan pedesaan
  2. Memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk memperoleh pengetahuan, nilai, sikap, komitmen, dan keterampilan yang diperlukan, guna dapat melindungi dan memperbaiki lingkungan
  3. Menciptakan pola perilaku individu, kelompok, dan masyarakat secara keseluruhan, terhadap lingkungan.

Pada ujungnya, melalui analisis SOAR yang telah dilakukan, SMP Taruna Jaya I Surabaya menetapkan penerapan dan pengembangan pendidikan berbasis lingkungan (environmental education) sebagai konsep dasar yang diharapkan mampu menghantarkan organisasi sekolah dalam menciptakan keunggulannya. Lebih dari 13 negara di dunia, seperti : Australia, Austria, Belgium, Denmark, Finland, Germany, Georgia, Hungary, Italy, Korea, Norway, Spain, dan Sweden; telah mendeklarasikan diri sebagai negara-negara yang memiliki komitmen untuk menerapkan pendidikan berbasis lingkungan melalui sekolah-sekolah.

                                  EE

Lantas, mengapa SMP Taruna Jaya I Surabaya, juga harus mengambil bagian? Menurut kami, Indonesia sebagai paru-paru dunia, dalam hal ini memiliki posisi strategis sebagai harapan terakhir dunia dalam menyikapi kelangkaan energi. Sehubungan dengan hal tersebut, sekolah diyakini akan memiliki posisi strategis dalam menopang peran serta Indonesia bagi usaha penyelamatan masa depan bumi. Pendidikan berbasis lingkungan (environmental education), kami pandang sebagai solusi cerdas yang tepat, jika dilebur melalui kegiatan-kegiatan di sekolah. 

Tak hanya berbicara tentang kegaitan tanam-menanam, namun pendidikan berbasis lingkungan (environmental education), diyakini akan dapat membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuan, nilai-nilai, keterampilan, dan perilaku yang akan membekali mereka dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan masa kini, dengan tanpa mengorbankan kesejahteraan dari generasi penerus yang akan datang. Ketidakegoisan dari konsep pendidikan berbasis lingkungan, menurut kami, akan sangat sesuai dengan nilai-nilai pendidikan bangsa Indonesia. Dalam hal ini, sebagai bagian dari pendidikan Indonesia, SMP Taruna Jaya I Surabaya bermaksud untuk turut merencanakan dan memastikan ketersediaan proses belajar seumur hidup (long life education), guna mencetak lulusan yang inovatif dan kompeten, sekaligus memiliki kepedulian terhadap lingkungannya. 

Di sisi lain, memang harus diakui bahwa beberapa negara masih menganggap environmental education sebagai jalan yang sulit, berkonotasi negatif, dan dipenuhi dengan kompleksitas masalah. Bahkan, beberapa ilmuwan ada yang mengetengahkan pendidikan berbasis lingkungan sebagai sebuah konsep yang menawarkan ketidakpastian, dan hanya berbicara tentang probabilitas dan trend. Namun demikian, kami tetap yakin, bahwa pendidikan berbasis lingkungan, merupakan jalan yang tepat untuk ditopang oleh lingkungan pendidikan di sekolah. Hal ini karena, pendidikan berbasis lingkungan tidak hanya berbicara tentang pengetahuan dan keterampilan, namun juga menyentuh nilai-nilai.

Pendidikan berbasis lingkungan memerlukan paduan pengetahuan khusus, pilihan nilai, evaluasi risiko, tanggung jawab, refleksi kritis dan pertukaran pandangan secara demokratis. Masyarakat sudah saatnya disadarkan, bahwa ketidakpastian memang tidak akan berhenti tanpa pemberian solusi. Sementara pendidikan berbasis lingkungan, telah menawarkan refleksi kritis untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang telah terhampar di depan mata kita. Melalui pendekatannya, masa lalu dan masa depan dirumuskan untuk mencari jalan keluar alternatif dalam menjaga kesejahteraan bagi generasi yang akan datang, meski tetap tidak menampik kebutuhan yang diemban oleh masa kini.